Regional
Pemkab Cirebon Perbanyak Program Edukasi Untuk Tekan Pernikahan Usia Dini
Published
4 minggu agoon
By
RedaksiINFOKA.ID – Pemerintah Kabupaten Cirebon memperbanyak program edukasi kepada masyarakat untuk menekan angka pernikahan usia dini agar lebih mementingkan masa depan anak sebagai generasi penerus bangsa.
“Saat ini kami mengandalkan kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya pendidikan bagi anak. Kami juga memberikan pemahaman kepada orang tua terkait risiko pernikahan dini,” kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni, Senin (19/8/2024), dilansir dari Antara.
Ia menjelaskan kegiatan edukasi ini sangat penting dilakukan, karena jumlah peristiwa pernikahan anak di bawah usia 18 tahun di Kabupaten Cirebon masih cukup tinggi.
DPPKBP3A Kabupaten Cirebon mencatat terdapat 106 anak yang telah melakukan pernikahan, sampai awal Agustus 2024.
Ia mengatakan jumlah peristiwa tersebut juga relatif tinggi sepanjang tahun 2023, yang tercatat sekitar 418 anak di Kabupaten Cirebon melakukan pernikahan.
Eni menyebutkan bahwa pernikahan dini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti rendahnya pendidikan, kemiskinan, serta norma sosial yang menganggap tindakan tersebut sebagai hal biasa.
Menurut dia, pernikahan dini bisa berdampak negatif pada masa depan anak, karena mereka harus menghadapi tanggung jawab untuk mengurus rumah tangga padahal usianya belum matang.
“Kehamilan di luar nikah juga sering menjadi pemicu pernikahan dini. Orang tua biasanya memilih menikahkan anaknya yang hamil untuk menghindari stigma sosial,” ujar dia.
Berkaca dari fenomena itu, pihaknya berupaya menekan angka pernikahan dini di Kabupaten Cirebon. Namun langkah ini harus dibarengi dengan dukungan dari semua pihak, termasuk elemen masyarakat.
Tidak hanya edukasi, Eni mengatakan DPPKBP3A Kabupaten Cirebon sudah berkoordinasi dengan Kantor Urusan Agama (KUA) di seluruh kecamatan untuk memperketat persyaratan pernikahan sesuai regulasi yang berlaku.
“Pengawasan terhadap pernikahan di bawah umur juga kami tingkatkan. Jika terjadi, kami tidak segan untuk menindak tegas para pelaku yang melanggar aturan,” tuturnya.
Eni menambahkan pihaknya menyediakan akses layanan kesehatan reproduksi dan konseling bagi remaja, serta memastikan calon pengantin memenuhi usia minimal yang diatur oleh undang-undang.
“Kami mendorong perubahan persepsi masyarakat dengan mengedukasi tentang risiko kesehatan, psikologis dan sosial sebagai dampak negatif dari pernikahan dini,” tandas dia. (*)
Sumber: Antara
You may like
Saka Tatal Ucapkan Sumpah Pocong, Ingin Buktikan Bukan Pembunuh Vina dan Eky, Iptu Rudiana Tidak Hadir
Dari Juni-Juli 2024, Polresta Cirebon Ungkap 21 Kasus Narkotika, Amankan 27 Tersangka
2024, Pemkab Cirebon Optimis Kasus Stunting Turun 14 Persen
Pegi alias Perong, DPO Kasus Pembunuhan Vina Ditangkap di Bandung Usai Buron 8 Tahun
Pria Bunuh Gadis dan Jasadnya Disimpan di Lemari Kamar Kos di Cirebon, Ini Motifnya
Pelaku Penganiayaan dan Penyekapan di Cirebon Ditangkap Polisi
Pos-pos Terbaru
- Silaturahmi Untuk Kamtibmas, Dewan Nurhadi Sambangi Polsek Cibuaya
- Gen Z dan Milenial Karawang Yang Tergabung Dalam ZIAP Ramai Beri Dukungan Ke Aep dan Maslani
- Pencipta Daratan Baru di Pesisir Utara Karawang Muncul Dari PHE ONWJ Bernama Apostrap
- Bupati Aep Berhasil Salurkan 6.744 Tenaga Kerja Guna Atasi Pengangguran di Karawang
- Job Fair Karawang 2024, Hadirkan Puluhan Perusahan dan Hingga Ribuan Lowongan Pekerjaan