Connect with us

Artikel

Partai Golkar Tidak Akan Merasa Kehilangan Dedi Mulyadi

Published

on

Oleh: Agus M. Yasin

BANYAK pihak berspekulasi, bahwa Partai Golkar Purwakarta akan hancur setelah ditinggalkan Dedi Mulyadi. Nyatanya perkiraan itu meleset sekalipun kroni-kroninya sebanyak 25 orang ditarik, dalam satu hari bisa menutupi kekurangan caleg untuk didaftarkan.

Tidak ada kesulitan bagi DPD Partai Golkar Purwakarta mencari bakal calon legislatif, malah semakin menjadi daya tarik bagi kader kader potensial dan militan. Yang selama ini berada di luar serta termarginalkan saat Golkar dipegang Dedi Mulyadi. Bukti, Ahmad Sanusi bisa langsung naik kelas ke tingkat nasional menggantikan Dedi Mulyadi.

Sebenarnya nama DM (Dedi Mulyadi. red) akan menjadi besar, jika mundur namun tidak terus kabur ke partai lain. Dia akan mendapat simpati dan empati dari masyarakat, dan bahkan semakin menjadi daya tarik bagi partai politik lainnya. Tanpa harus mencari-cari untuk menyalurkan syahwat politiknya.

Harus diingat, dalam politik pun dikenal dengan dendam politik. Ilustrasinya cukup sederhana, perubahan kepemimpinan suatu partai akan menghadirkan ketersisihan kelompok tertentu.

Dan saat kepemimpinan itu kemudian tumbang, maka kelompok yang tersisihkan hadir kembali antara menggantikan atau pematiknya.

Di disisi lain, kaburnya Dedi Mulyadi ke partai lain menjadikan dirinya dicap sebagai pribadi yang tidak memiliki militansi dan loyalitas kepada partai, tempat dimana dia dibesarkan dan dihantarkan menjadi penikmat kekuasaan. Ekstrimnya, jika dinilai dari kadar integritasnya tidak lebih dianggap sebagai oportunis.

Bagi orang-orang yang tidak hafal, bagaimana pertama kali dia datang ke Golkar. Apa yang diperbuat ketika ada di dalam Golkar, serta seperti apa menjadikan Golkar untuk alat pemuas syahwat politiknya.

Memang ada nilai-nilai baiknya, tetapi tidak sebanding dengan nilai buruknya. Maka tidaklah menjadi masalah ketika dia mundur dan kabur, yang ada banyak kader yang bersyukur.

Termasuk orang orang yang sekama ini dianggap memiliki kedekatan, walaupun tidak vulgar tapi memperlihatkan kesukacitaannya.

Hal lain, dengan nanti DM ganti baju partai dan mengibarkan pertarungan. Tentu akan berhadapan dengan hal hal yang di luar dugaan, diduga akan muncul juga serangan serangan balik yang lebih variatif ketika dia menyerang. Mungkin juga aib-aib politik dan krisis moralitasnya akan akan muncul.

Kesimpulannya, tidaklah begitu berarti dengan mundur dan kaburnya DM ke partai lain. Karena dengan itu akan ada cerita, kekuatannya akan akan goyah oleh energinya sendiri.

(Penulis adalah pengamat politik tinggal di Purwakarta)

Facebook

Pos-pos Terbaru

Advertisement
Advertisement
Advertisement