Connect with us

Regional

Heboh! Beras Bercampur Plastik Disantap Warga Cianjur

Published

on

INFOKA.ID – Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang mendapatkan beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) bercampur butiran plastik di Cianjur, Jawa Barat. Panik mendera sejumlah warga lantaran beras itu terlanjur masuk perut.

Berawal dari salah satu KPM di Kampung Margaluyu, Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung, memasak beras BPNT yang diterimanya beberapa hari lalu. Setelah matang, tekstur nasinya berbeda dengan biasanya.

“Nasinya itu sedikit lembek dan lengket, tidak pulen,” ujar Ridwan Yulianto, salah satu warga yang dilansir dari Detikcom, Minggu (20/9).

Ia dan warga lainnya terkejut sekaligus panik mendapati ada butiran bening mirip beras yang bercampur dengan beras BPNT.

“Dalam satu karung beras ada puluhan butir beras yang mirip biji plastik,” katanya.

Tidak hanya satu KPM, tapi banyak warga lainnya yang menemukan biji plastik dalam beras BPNT yang didapatnya. “Di Kampung saya saja ada beberapa warga yang dapat beras BPNT dengan bercampur beras plastik tersebut,” ucap Ridwan.

Titin (50), KPM lainnya mengaku sempat mengkonsumsi beras bercampur butiran plastik. Menurutnya begitu mendapatkan bantuan beras dan sembako lainnya dari program BPNT, ia langsung memasaknya untuk makan anak serta cucunya.

“Awalnya tidak tahu ada butiran plastik, jadi langsung masak saja. Tapi begitu dimakan, terasa ada butiran keras yang tergigit. Saya kira itu kerikil yang belum terbuang saat mencuci beras. Begitu saya lihat, ternyata butiran plastik,” ujar Titin.

Ketua RW 7, Salim, khawatir biji plastik yang terlanjur dimakan itu bakal berdampak pada kesehatan warganya. “Saya mah hanya tidak ingin warga sakit karena kejadian ini. Makanya saya coba koordinasi dengan kepala desa untuk cek kesehatan warga saya yang terlanjur makan nasi dari beras bercampur butiran plastik,” ucap Salim.

Camat Bojongpicung Ejen Zainal Mutaqin mengatakan pihaknya masih mencari tahu kenapa butiran plastik tersebut bisa bercampur dengan beras BPNT. Ia juga sudah mengecek ke e-waroeng dan berkoordinasi dengan dinas sosial.

“Kami masih cari tahu, kenapa bisa sampai ada butiran plastik. Apalagi tidak hanya satu tapi ada beberapa KPM yang mengalami hal serupa. Kami juga masih data, terkait kemungkinan ada lagi KPM yang dapat beras bercampur butiran plastik,” kata dia, Senin (21/9/2020).

Selain itu, pemerintah kecamatan juga bakal mendata KPM yang sudah terlanjur mengolah dan mengkonsumsi beras tersebut. Rencananya pemerintah kecamatan berkoordinasi dengan puskesmas untuk memeriksa kondisi kesehatan warganya.

“Kami sudah komunikasi dengan puskesmas, mereka akan dicek. Baik yang mengeluhkan sakit ataupun tidak. Ini sebagai langkah antisipasi adanya gangguan kesehatan bagi mereka yang terlanjur mengonsumsinya,” tutur Zainal. (*)

Sumber: Detikcom

Facebook

Pos-pos Terbaru

Advertisement
Advertisement
Advertisement