Connect with us

Regional

Kasus Kematian Covid-19 di Majalengka Melebihi Rata-rata

Published

on

INFOKA.ID – Kasus kematian dari dampak Covid-19 di Majalengka melebihi angka rata-rata kematian di Jawa Barat.

Dilansir dari TribunJabar.id, Jubir Satgas Covid-19 Majalengka, Alimudin mengatakan pada Oktober lalu tercatat jumlah angka kematian mencapai 5,24 persen.

Sementara, per Selasa (8/12/2020) kemarin meningkat menjadi 8,9 persen menyusul total kasusnya mencapai 808 kasus.

“Padahal, tiga hari sebelumnya angka kematian masih di angka 8,1 persen. Namun naik seiring bertambahnya delapan orang meninggal dunia pada Selasa kemarin,” ujar Alimudin, Kamis (10/12/2020).

Dampak dari hal itu, angka tersebut dinilai lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Jawa Barat yang hanya sekitar 2 persen saja.

Begitu juga, secara nasional tercatat 3,4 persenan pada akhir Oktober lalu.

Kenaikan tersebut disinyalir, karena orang terpapar yang meninggal sudah lama dengan status suspek maupun probable namun menjadi positif setelah hasil swab yang baru keluar.

Sehingga, ini berpengaruh terhadap jumlah kenaikan tersebut.

Di samping itu, juga tingkat kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Majalengka disebabkan karena penyakit penyerta atau komorbid.

“Kasus kematian murni akibat Covid-19 itu, justru tidak ada. Sebab, rata-rata pasien Covid-19 dengan status atau gejala OTG hampir semuanya sembuh,” ucapnya.

Kendati demikian, Ali menjelaskan, angka kematian juga beberapa di antaranya ada yang tidak sampai tertangani karena over kapasitas ruangan isolasi di dua rumah sakit rujukan di Kabupaten Majalengka.

Peristiwa ini terjadi, salah satunya pada pasien gawat asal Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Selasa (8/12/2020) kemarin.

“Pada Selasa kemarin kami mendapatkan telepon dari kepala Puskesmas bahwa ada pasien gawat yang sudah dilarikan ke dua RSUD namun tidak bisa karena full bed. Jadi berusaha di bawa ke RS swasta di Cirebon. Tetapi sesampainya di sana kembali full dan terpaksa kembali dibawa ke Puskesmas sebelum akhirnya meninggal dunia pada Rabu (9/12/2020),” bebernya.

Melihat kejadian tersebut, Ali merasa prihatin dimana saat seorang pasien harus mendapatkan perawatan di rumah sakit, pasien tersebut harus bolak-balik mencari rumah sakit.

Ia pun berharap, kejadian tersebut tidak terulang lagi yang mana sejatinya, setiap rumah sakit lebih dulu mementingkan pelayanan penerimaan pasien dibanding ada tidaknya ruangan. (*)

Sumber: TribunJabar.id

Facebook

Pos-pos Terbaru

Advertisement
Advertisement
Advertisement