Nasional
Sri Mulyani Dorong Pendanaan Iklim untuk Negara Berkembang
Published
2 tahun agoon
By
RedaksiINFOKA.ID – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyerukan dorongan realisasi pendanaan iklim untuk negara berkembang dalam pertemuan Conference of the Parties (COP) 26 di Glasgow, Skotlandia.
“Indonesia memandang perlu adanya kejelasan atau transparansi sejauh mana komitmen pendanaan sebesar USD100 miliar oleh negara-negara maju telah direalisasikan,” ujar Sri Mulyani, dikutip dari Antara, Jumat (5/11/2021).
Hal ini untuk mengidentifikasi jumlah yang tersisa dan menyusun strategi untuk menutup kesenjangan, dengan mempertimbangkan kebutuhan negara-negara berkembang. Bendahara Negara juga menyampaikan pentingnya pendanaan adaptasi secara signifikan, termasuk pendanaan berbasis hibah.
Kondisi tersebut, tambahnya, mengingat banyak negara berkembang rentan menghadapi tantangan covid-19. Selain itu diharapkan agar negara berkembang dapat memperoleh mekanisme pendanaan yang mudah diakses, fleksibel, dan dengan prosedur yang sederhana.
Semua negara perlu meningkatkan upaya mereka untuk mencapai emisi nol bersih global pada 2050, sehingga banyak negara akan memiliki berbagai perspektif dalam target emisi nol bersih dan tidak semua negara memiliki titik awal yang sama.
“Oleh karena itu, kita harus adil dan setara dalam menerjemahkan tujuan global menjadi target nasional. Sederhananya, negara maju harus menentukan target yang lebih ambisius jauh sebelum 2050, sementara negara berkembang bisa melakukan upaya terbaik dalam mengurangi emisi mereka”, ucap Sri Mulyani.
Forum tingkat tinggi
COP adalah forum tingkat tinggi tahunan bagi 197 negara dan merupakan bagian dari Konvensi Kerangka Kerja PBB atas Perubahan Iklim untuk mengambil keputusan tertinggi dari United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang diresmikan tahun 1992.
Adapun prioritas utama pada pertemuan COP 26 adalah memastikan semua negara untuk berkomitmen mencapai emisi nol bersih (net zero emission/NZE) pada 2050, dengan pengurangan karbon yang lebih agresif dan cepat pada tahun 2030.
Menkeu Indonesia yang merupakan Co-Chair Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim bersama dengan Ketua Koalisi, Menteri Keuangan Finlandia, memegang peranan penting dalam Pertemuan Koalisi COP 26 untuk memfasilitasi diskusi dan tukar gagasan terkait upaya terbaik mendukung percepatan implementasi Perjanjian Paris melalui pemanfaatan kebijakan ekonomi dan keuangan.
Oleh karena itu, dukungan dari Menteri Keuangan dan peningkatan kapasitas di Kementerian Keuangan dalam mencapai tujuan iklim sangat penting untuk memastikan adanya pendanaan, investasi, dan mitigasi risiko pengelolaan keuangan dalam penanganan perubahan iklim. (*)
Sumber: Antara
You may like
Kemenkeu: Penerimaan Pajak per Mei 2023 Capai Rp 830,29 Triliun
Sri Mulyani Siapkan Anggaran Pemilu 2024 Mencakup Potensi Dua Putaran
Menkeu: Pemulihan Ekonomi Terjadi Merata di Seluruh Wilayah Indonesia
Sri Mulyani: Indonesia Akan Terus Tingkatkan Upaya Mendorong Pertumbuhan Inklusif, Berantas Kemiskinan Ekstrem dan Stunting
Pemerintah Optimalkan APBN, Untuk Jaga Momentum Percepatan Ekonomi Nasional
Menkeu: Pendapatan Negara Naik 48,1 Persen
Pos-pos Terbaru
- Standby 24 Jam Layani Pewarta Dapatkan Informasi Selama Operasi Ketupat 2024, Ipda Kusmayadi Dikenal Ramah dan Humble
- Tiang Listrik di Karawang Barat, Berkarat dan Miring, Pemilik Rumah Khawatir Roboh
- Muspika Rengasdengklok Gelar Apel Kesadaran Nasional Digelar di Depan Kantor Kecamatan
- Semarak Hari Bakti Pemasyarakatan ke-60, Lapas Karawang Gelar Donor Darah
- Pemerintah Bakal Atur Masa Transisi Perubahan Permendag 36/2023