Connect with us

Ragam

Bisnis Ikan Cupang yang Menjanjikan di Sumsel

Published

on

PALEMBANG – Ikan Cupang (Betta sp.) ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. kini menjadi salah satu alternatif bisnis, di tengah pademi Covid 19.

“Saya geluti ternak ikan Cupang ini sebagai tempat ladang usaha yang menjanjikan, kenapa tidak hasilnya telah dinikmati,” terang Febriansya ketika ditemui, Sabtu (24/10/2020) di kediamannya komplek Perumahan Rakyat Talang Ratu, RT 13 RW 05 No 25/1003 DIV IT 1 Palembang, Sumatera Selatan.

Dengan modal awalnya hanya sekitar Rp 2 Juta, kini ia telah lebih dari cukup menghidupi keluarganya, tutur lelaki yang memiliki nama asli Febriansya bapak anak satu kelahiran 29 tahun silam, selain hobi dapat memberikan penambahan ekonomi keluarga, terang suami Rizki Annisa Chaniago mempunyai pekerjaan tetap sebagai mekanik sepeda motor, di salah satu perusahaan di kota Palembang.

Dengan tempat ukuran 3×4 meter gudang kecil dilahan garasi samping rumah kediamannya, yang cukup sederhana, untuk usaha ini diakuinya, setiap hari mendapat order pesanan mengiriman ikan cupang keluar daerah selain Sumatera.

Setiap hari nya pesanan berdatangan awalnya dengan modal sosial media (sosmed) serta informasi dari teman teman ke pencinta ikan Cupang akhirnya, usaha nya cepat diketahui para pemelihara, peternak dan penjual lainnya.

Jenis ikan Cupang yang diternak beragam mulai dari koi, nemo, avatar, marble, super black hingga multicolor. Ikan Cupang yang dibudi daya itu sering di pesan dari sejumlah daerah, seperti Semarang, Jakarta, Malang, Yogyakarta, Bekasi, Karawang, Bandung, Depok, Tangerang dan Samarinda Kalimantan, ikan dikirim ke pemesan bersamaan melalui rekannya tergabung sesama peternak lainnya.

Dijelaskanya, Ikan, dari sini dan teman lainnya mengambil dari tempat saya sesuai jenis pesanan ke daerah dituju, jumlah tidak menentu tergantung stok yang ada, nantinya digabung dengan ikan teman lainnya,” kata Febriansya, sambil menggendong Bian anak laki laki semata wayangnya yang masih Balita.

“Selain itu ada juga pembeli yang datang langsung ke rumah, mengambil bibit untuk diternakan kembali, kalau harga bervariasi dari Rp 25 ribu hingga Rp 250 ribu per ekornya, lumayan omset cukuplah, selain mencukupi resiko dapur juga dapat untuk ditabung,” pungkas Febriansya kesehariannya di sapa Aciik. (ful)

Sumber: Tribunpos.com

Facebook

Pos-pos Terbaru

Advertisement
Advertisement
Advertisement