Connect with us

Regional

Harapan Nandi di Hari Desa Nasional: “Gunung Tidak Boleh Dihancurkan, Lembah Tidak Boleh Dirusak”

Published

on

BANDUNG – Dalam momentum peringatan Hari Desa Nasional, Nandi, seorang travel influencer sekaligus penggiat desa wisata, menyampaikan gagasannya mengenai pentingnya menjaga harmoni antara manusia dan lingkungan.

Dengan semangat, “Gunung tidak boleh dihancurkan, lembah tidak boleh dirusak,” Nandi menyerukan kesadaran kolektif terhadap dampak pembangunan yang tidak berkelanjutan.

Sebagai sosok yang aktif mempromosikan potensi wisata desa di Indonesia, Nandi memanfaatkan platformnya untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian alam demi masa depan desa yang berdaya saing.

Urgensi Pelestarian Desa dan Lingkungan

Nandi mengungkapkan bahwa desa memiliki peran strategis dalam menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus sebagai pusat kebudayaan lokal.

“Desa adalah lebih dari sekadar tempat tinggal. Ia merupakan sumber kehidupan yang menyelaraskan interaksi manusia dengan alam,” jelasnya dalam wawancara khusus di salah satu desa wisata di Jawa Barat.

Ia menggarisbawahi ancaman kerusakan lingkungan yang sering kali terjadi akibat eksploitasi berlebihan, termasuk hilangnya sumber daya air, degradasi tanah, dan menurunnya keanekaragaman hayati.

Ia juga menyoroti bahwa kerusakan lingkungan di desa tidak hanya berdampak pada ekologi tetapi juga mengurangi daya tarik wisata yang dapat menggerakkan ekonomi lokal.

“Ketika gunung dirusak, kita kehilangan kawasan hutan yang menjadi sumber air dan udara bersih. Ketika lembah dihancurkan, kita kehilangan lanskap alam yang menjadi magnet bagi wisatawan. Pelestarian bukan sekadar tanggung jawab lingkungan, tetapi juga investasi ekonomi bagi desa,” ungkapnya.

Strategi Mewujudkan Desa Berkelanjutan

Nandi menginisiasi berbagai program edukasi untuk masyarakat dan wisatawan guna mendorong pelestarian lingkungan. Salah satu program unggulannya adalah “Kampanye Desa Lestari,” yang melibatkan wisatawan dalam aktivitas seperti reboisasi, pembersihan area wisata, dan pelatihan kerajinan berbasis bahan alami. Kampanye ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem desa.

Selain itu, Nandi bermitra dengan komunitas lokal untuk melestarikan nilai-nilai tradisional yang menjadi identitas desa.

“Kita harus melestarikan warisan budaya seperti cerita rakyat, kuliner khas, dan seni tradisional agar desa tidak kehilangan jati dirinya di tengah modernisasi,” tambahnya.

Melalui platform digital, ia secara konsisten membagikan cerita inspiratif tentang keunikan desa-desa di Indonesia sebagai bentuk edukasi publik.

Visi Masa Depan Desa Indonesia

Pada momen Hari Desa Nasional, Nandi menyuarakan harapannya agar pemerintah dan masyarakat bersinergi dalam mewujudkan pembangunan desa yang berkelanjutan. Ia menyarankan setiap inisiatif pembangunan di desa diawali dengan analisis dampak lingkungan yang komprehensif serta melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan.

“Masyarakat desa memiliki pengetahuan mendalam tentang cara terbaik mengelola lingkungan mereka. Suara mereka harus menjadi bagian integral dari proses pembangunan,” tegasnya.

Nandi juga percaya bahwa desa dapat menjadi pusat pembelajaran global terkait pelestarian lingkungan dan budaya. Dengan menjaga kelestarian gunung dan lembah, ia optimis bahwa desa-desa di Indonesia mampu menjadi model dalam pengembangan yang seimbang antara ekonomi dan ekologi.

“Hari Desa Nasional seharusnya menjadi momentum refleksi dan aksi nyata untuk melindungi warisan alam dan budaya kita. Gunung tidak boleh dihancurkan, lembah tidak boleh dirusak, agar generasi mendatang tetap dapat merasakan keindahan dan manfaatnya,” tutup Nandi dengan penuh keyakinan.(rls)

Facebook

Pos-pos Terbaru

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement