Connect with us

Gaya Hidup

Kenali Ciri-ciri Gejala Jantung Bengkak dan Penyebabnya

Published

on

INFOKA.ID – Jantung adalah organ vital yang berperan penting untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Beberapa kondisi terkadang membuat jantung bengkak atau mengalami pembesaran.

Hal itu dapat menyebabkan jantung bekerja lebih keras ketimbang biasanya.

Jantung bengkak adalah kondisi, bukan suatu penyakit.

Gangguan kesehatan yang dikenal dengan istilah medis kardiomegali ini bisa menjadi tanda suatu penyakit.

Gejala jantung bengkak Melansir Better Health, sejumlah penderita jantung bengkak tidak merasakan gejala tertentu ketika terkena gangguan kesehatan ini.

Namun, ada beberapa ciri-ciri jantung bengkak yang jamak dialami penderitanya, antara lain:
– Gangguan pernapasan
– Sesak napas Pusing
– Detak jantung tidak teratur
– Jantung berdebar
– Beberapa bagian tubuh mengalami pembengkakan

Beberapa gejala jantung bengkak di atas umumnya muncul saat jantung gagal memompa darah ke tubuh.

Selain itu, gejala jantung bengkak juga bisa muncul ketika penderita mengalami serangan jantung.

Dilansir dari Mayo Clinic, beberapa tandanya antara lain:
– Sesak napas
– Detak jantung tidak beraturan Beberapa bagian tubuh membengkak
– Nyeri dada Rasa tidak nyaman di kedua lengan, punggung, leher, rahang, atau perut
– Sesak napas parah
– Pingsan

Jika ada beberapa tanda di atas, segera bawa penderita ke penyedia layanan medis darurat terdekat.

Penyebab jantung bengkak

Terdapat beberapa kondisi dan gangguan kesehatan yang membuat organ vital ini memompa darah lebih keras ketimbang kondisi normal biasanya.

Lambat laun, jantung dapat mengalami pembengkakan dan merusak otot organ vital tersebut. Berikut beberapa penyebab jantung bengkak:

Kardiomegali idiopatik

Terkadang jantung bengkak disebabkan alasan yang tidak diketahui. Penderita bisa merasakan jantungnya tiba-tiba bengkak atau melemah. Kondisi ini dikenal dengan kardiomegali idiopatik.

Kelainan jantung

Kondisi seperti kelainan jantung bawaan, kerusakan akibat serangan jantung, atau detak jantung tidak normal juga dapat menyebabkan jantung bengkak.

Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi membuat jantung memompa darah lebih kencang dari kondisi normal. Hal itu bisa membuat otot jantung menebal, membesar, atau melemah.

Penyakit katup jantung

Kerusakan katup jantung karena rematik, kelainan jantung, infeksi, atau efek samping terapi radiasi kanker juga bisa menyebabkan jantung bengkak.

Penyakit jantung koroner

Timbunan lemak atau plak di pembuluh darah arteri koroner bisa menyebabkan penyempitan arteri. Hal itu menghambat pasokan oksigen yang merupakan bahan bakar untuk pompa jantung.

Infeksi virus yang menyerang jantung

Infeksi jantung yang umumnya disebabkan oleh virus atau miokarditis dapat menyebabkan jantung bengkak dan gagal jantung.

Anemia

Anemia kronis atau kondisi saat tubuh kekurangan sel darah merah berkepanjangan membuat detak jantung cepat dan tidak beraturan. Imbasnya, jantung harus memompa lebih banyak darah untuk menambal kekurangan oksigen dalam darah.

Gangguan tiroid

Kelenjar tiroid yang mengontrol metabolisme tubuh juga bisa menyebabkan pembengkakan jantung. Kelenjar tiroid yang kurang aktif dan terlalu aktif sama-sama bisa jadi penyebab jantung bengkak.

Penumpukan zat besi di dalam tubuh

Kelainan yang membuat zat besi menumpuk di dalam tubuh atau hemochromatosis juga dapat berimbas pada jantung. Penumpukan zat besi di jantung dapat melemahkan organ vital ini dan membuat jantung bengkak.

Amiloidosis

Amiloidosis adalah penyakit langka yang dapat menyebabkan protein beredar di dalam darah dan menumpuk di jantung. Penyakit ini bisa menganggu fungsi jantung dan menyebabkan pembengkakan jantung.

Jantung bengkak bisa dideteksi lewat pemeriksaan fisik. Jika dicurigai ada gangguan di jantung, dokter akan merekomendasikan rontgen, tes ekokardiogram, sampai elektrokardiogram.

Cara mengobati jantung bengkak tergantung penyebab mendasar gangguan kesehatan ini.

Selain beragam terapi medis, dokter umumnya juga menyarankan penderita untuk setop merokok, olahraga rutin, diet rendah lemak, dan mejaga kadar kolesterol dan tekanan darah tetap stabil. (*)

Sumber: Kompas.com

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Facebook

Pos-pos Terbaru

Advertisement
Advertisement
Advertisement