Connect with us

Regional

Cegah Radikalisme, Ridwan Kamil Minta PWNU Jawa Barat Maksimalkan Digitalisasi Dalam Berdakwah

Published

on

INFOKA.ID – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) memaksimalkan digitalisasi saat melaksanakan dakwah kepada masyarakat. Ini penting untuk mencegah penyebaran radikalisme, baik di dunia nyata maupun dunia maya.

Hal itu dikatakan Kang Emil, di depan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat menghadiri peringatan Harlah Nahdlatul Ulama ke-99 yang diselenggarakan di Sutan Raja Hotel and Convention Centre Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (10/3/2022).

“Masukan dari saya kepada PWNU Jawa Barat supaya memaksimalkan digital karena banyak istilah sekarang anak muda itu hijrah cari ilmunya di Youtube dan media sosial,” kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil mengatakan jika semua kalangan ulama dari Nahdlatul Ulama sudah memaksimalkan digitalisasi maka jangkauan dakwahnya akan semakin banyak.

“Jika dengan fisik kita mendakwahi 1.000 per orang, dengan via digital kita bisa mendakwahi satu juta orang yang tidak hadir secara fisik,” kata dia.

Pemaksimalan peran Nahdlatul Ulama baik Pusat maupun Daerah diharap bisa membantu Jawa Barat dari berbagai sektor, tak hanya terkait soal spiritual.

Oleh karena itu dengan memaksimalkan eksistensi NU di masjid-masjid adalah upaya yang sangat baik.

Ridawan kamil juga mengenalkan Program Kredit Mesra, yakni kredit yang sangat memudahkan bagi kaum duafa.

“Umat Islam yang dhuafa cukup ke masjid, itu masjid yang bekerja sama dengan Bank BJB. Kita kasih pinjaman tanpa bunga. Kami berharap kaum dhuafa jangan menjauhi masjid, melainkan justru mendekati masjid,” katanya.

Menurutnya dari masjid selain ibadah ritual akidah, umat juga mendapatkan pertolongan ekonomi dari Pemda Provinsi Jawa Barat.

Ia juga menjelaskan tentang Program English for Ulama yang terinspirasi dari Gus Yahya yang rajin berdiplomasi.

“Saya pernah ditanya sewaktu menjadi Wali Kota Bandung, di Amerika itu mengapa kalau ada dialog agama selalu orang Arab saja yang diundang, Anda kan berangkat dari negara dengan agama Muslim terbesar di dunia,” ujarnya.

Dari situ Kang Emil menyadari, bahwa kemampuan bahasa asing masih terbatas. Oleh karena itu ia mempunyai ide memberikan latihan Bahasa Inggris pada ulama-ulama muda.

“Di Jawa Barat lulusan terbaiknya setengahnya dari NU sudah kami kirim ke Inggris bertemu Wali Kota, DPR dan sebagainya,” tuturnya.

Ridwan Kamil juga memberikan penjelasan mengenai tiga hal tentang bagaimana peran Nahdlatul Ulama di Jawa Barat.

“Saya menitipkan tiga hal untuk Jawa Barat, di mana orang mencari ilmu? Pertama di pesantren-pesantren. Di sinilah peran Nahdlatul Ulama sangat luar biasa. Kedua, di tempat kajian yang sifatnya rutin, dan yang terakhir di masjid,” katanya.

Ridwan kamil juga mengungkapkan mengenai masjid yang tersebar di Jabar berjumlah lebih dari 100.000.

Artinya, Nahdlatul Ulama memiliki kesempatan besar untuk menarik hati seluruh umat Islam di Jabar dengan memaksimalkan dakwah di masjid, kompleks perumahan, maupun kantor.

Namun dari banyaknya pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), dari kalangan Nahdlatul Ulama itu belum maksimal. Itulah mengapa banyak isu-isu radikalisme muncul di wilayah-wilayah DKM.

Sejalan dengan Emil, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pun sepakat mengenai gagasan Kang Emil yang diberikan kepada Nahdlatul Ulama.

“Apa yang tadi disampaikan oleh Pak Gubernur mengenai posisi masjid-masjid perlu kita maksimalkan,” ujar Gus Yahya. (*)

Facebook

Pos-pos Terbaru

Advertisement
Advertisement
Advertisement