Regional
DP3A Dinilai Kurang fungsi, Darus Hayina Singgung Berbagai Kasus Pencabulan di Karawang
Published
8 jam agoon
By
Redaksi
KARAWANG – Jagat dunia maya kembali viral lantaran di Media Sosial Facebook terdapat Grup Komunitas dengan nama ‘Fantasi Sedarah’ yang kemudian namanya berubah menjadi ‘Suka Duka’ untuk menyamarkan grup yang memiliki anggota mencapai 41.000 orang tersebut.
Pasalnya grup tersebut isinya menjadikan anak-anak sebagai obyek fantasi seksual dan mewajarkan hubungan sedarah (inses).
Beberapa member menggunakan nama atau tanpa nama (anonim) bercerita tentang berbagai pengalaman para anggota grupnya yang sudah melecehkan, baik itu Kakak kepada Adiknya, Ibu kepada Anaknya, Bapak kepada Anaknya atau sebaliknya.
Praktisi Hukum dan Pemerhati Anak Dhigdaya Center, Darus Hayina Umami menuturkan, eksistensi Grup Facebook ‘Fantasi Sedarah’ adalah fenomena yang menjijikan.
Peristiwa itu tidak hanya merusak moral kemanusiaan melainkan sudah sangat menyimpang dari norma agama maupun hukum positif, serta hal itupun menjadi sinyal bahaya yang sangat serius bagi anak-anak karena grup itu menjadi sarang predator anak.
“Pemerintah dan masyarakat harus sadar bahwa ancaman predator terhadap anak sudah sangat semakin besar dan bahaya. Yang seharusnya anak mendapatkan ruang aman dan nyaman kini mulai hilang bahkan sampai pada ruang dipandang paling amanpun (keluarga.Red) dapat menjadi bahaya bagi anak,” ujarnya, Sabtu (17/5/2025).
Lebih lanjut, Darus Hayina mengungkapkan, bahwa fenomena cabul kerap terjadi di Kabupaten Karawang, dan berbagai peristiwa perlakuan tidak pantas dialami terhadap anak-anak.
“Pasalnya 3 (tiga) bulan lalu, tepatnya 12 Februari 2025, ada seorang wanita melaporkan dugaan perbuatan cabul yang diduga dilakukan oleh Suaminya terhadap Anaknya sendiri yang sampai saat ini anak menurut ibunya mengalami trauma, terlebih pelaku masih berkeliaran bebas sehingga anak semakin merasa takut,” jelasnya.
Darus Hayina menambahkan, hal ini menunjukkan bahwa rumah yang seharusnya menjadi ruang atau tempat yang paling aman kini justru menjadi tempat kekerasan seksual dan pelakunya justru adalah orang-orang terdekat.
“Saya berharap Pemerintah Kabupaten Karawang dalam hal ini Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) harus berperan aktif turun ke masyarakat dan cermati segala permasalahan yang terjadi di masyarakat, agar keberadaan DP3A bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, bukan sekedar berkegiatan seremonial saja hanya rapat-rapat yang dilakukan,” singgungnya.
Masih Darus Hayina menambahkan, semua pihak diharapkan lebih peka terhadap lingkungan sekitar, terlebih orang tua harus lebih protektif kepada anak dan lebih peka terhadap gejala-gejala tidak biasa yang terjadi pada anak. Terlebih APH dalam hal ini Polres Karawang, segera mengambil langkah tegas untuk menindak para pelaku predator terhadap anak maupun pelaku kekerasan seksual lainnya.
“APH jangan beri ruang bagi para pelaku, baik di Media Sosial maupun di kehidupan nyata, karena kalau diberikan ruang, perbuatan tersebut bisa menjadi semakin marak,” tandasnya. (rls/cho)

You may like
Pria Tak Dikenal Masuk ke Ruang Pasien RS Hastien Karawang, Vendor Keamanan Dievaluasi
Dirut GC : Dinas Pelaksana Program Kerja Aspirasi Dewan Jangan Gegabah
DPRD Karawang Tandatangani Kesepakatan Kerjasama Dengan Kejaksaan Negeri
Tingkatkan Kapasitas Tugas dan Fungsi, DPRD Karawang Melaksanakan Bimtek
PEBSSI Gagas Gerakan Bebas Sampah Di Sekolah
Aksi Serentak PPPK di 35 PTNB, UNSIKA Tuntut Pengakuan Status PNS
Pos-pos Terbaru
- Pria Tak Dikenal Masuk ke Ruang Pasien RS Hastien Karawang, Vendor Keamanan Dievaluasi
- Hendry dan Zulmansyah Sepakat Kongres Persatuan PWI Digelar Paling Lambat Agustus 2025
- Dirut GC : Dinas Pelaksana Program Kerja Aspirasi Dewan Jangan Gegabah
- Walikota Palembang Lakukan Rolling 12 Pejabat Eselon 2
- DP3A Dinilai Kurang fungsi, Darus Hayina Singgung Berbagai Kasus Pencabulan di Karawang


