Nasional
Pemerintah Pastikan Biaya Swab Test Tak Akan Membebani Masyarakat
Published
4 tahun agoon
By
adminINFOKA.ID – Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan, biaya tes usap ( swab test) nantinya tidak akan memberatkan masyarakat yang hendak melakukannya secara mandiri.
Hal itu disampaikan Wiku dalam keterangan persnya lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (1/10/2020).
“Harga swab berkisar antara Rp 439.000- Rp 797.000 ribu masih dikaji terus oleh pemerintah, karena kita ingin memastikan bahwa harga swab tersebut betul-betul dapat terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkan,” kata Wiku, dilansir dari Kompas.com.
Kendati demikian, pemerintah harus menyesuaikannya dengan penyelenggara tes yang merupakan pihak swasta.
Wiku mengatakan bahwa masing-masing penyelenggara tes usap memiliki peralatan dan perlengkapan berbeda sehingga memunculkan harga yang variatif.
Namun, pemerintah berupaya mencari jalan tengah sehingga ketentuan biaya tes usap tak memberatkan masyarakat sekaligus tak merugikan penyedia jasa tes.
“Bahwa penyelenggara tes tersebut juga bervariasi dan memang sesuai dengan biaya yang mereka keluarkan dan tentunya pasti mengambil untung harus dilakukan,” kata Wiku.
“Tapi dalam jumlah yang terbatas karena ini adalah masalah pandemi, sehingga toleransi secara keseluruhan nanti akan kami umumkan kepada publik setelah semua kajian tersebut selesai,” lanjut dia.
Sebelumnya, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, standar biaya tes usap (swab) masih dalam pembahasan.
Doni yang sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu menuturkan, pemerintah berusaha menetapkan harga yang bisa diterima semua pihak.
“Untuk harganya, sekarang sedang dalam pembahasan,” kata Doni melalui video telekonferensi, Minggu (13/9/2020).
“Kami akan berusaha untuk menemukan sebuah format harga yang relatif bisa diterima semua pihak, baik oleh swasta, demikian juga untuk laboratorium yang lebih kepada kepentingan sosial,” sambung dia.
Menurutnya, harga tes usap yang saat ini masih mahal dikarenakan reagen untuk pemeriksaan Covid-19 harus diimpor.
Oleh karena itu, jumlah reagen yang dimiliki Indonesia pun terbatas.
Sebagai informasi, reagen adalah bahan kimia utama untuk pengetesan Covid-19 yang berbentuk larutan anorganik dan dibuat sesuai dengan genom virus corona. (*)
Sumber: Kompas.com
You may like
Jaksa Sebut Terdakwa Korupsi Dana Bantuan Covid-19 di Purwakarta Diduga Gunakan Data Fiktif, Ada Nama Mantan Bupati
Kemenkes: Kenaikan Kasus Covid-19 Varian JN.1 Masih Terkendali
Kemenkes: Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Waspadai Covid-19, Pemprov Jabar Imbau Warga Kembali Terapkan Prokes
BPJS Kesehatan Tanggung Biaya Pasien Covid-19 Sesuai Indikasi Medis
Meski Sudah Masuk Endemi, BPJS Tetap Tanggung Biaya Pengobatan Covid-19
Pos-pos Terbaru
- Hattrick! Dirut PLN Darmawan Prasodjo Kembali Dinobatkan Jadi CEO Of The Year 2024
- Srikandi PLN Jabar dan YBM Gelar Trauma Healing dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis bagi Korban Bencana Sukabumi
- 128.804 Pelanggan di Jawa Barat yang Terdampak Bencana Banjir & Tanah Longsor Telah Dapat Akses Listrik Kembali
- Sharp Indonesia Luncurkan Smartphone AQUOS R9, Smartphone Premium dengan Kamera Canggih dan Suara Superior
- Imigrasi Karawang Umumkan Penyesuaian Tarif Permohonan Paspor